Senin, 03 Januari 2011

Pasien Diare Tempati Posisi Terbanyak di RSUD Tembilahan

Pihak RSUD Puri Husada Tembilahan mencatat penderita diare (gastroenteritis) menempati jumlah terbanyak sebagai pasien rawat inap dari total 308.615 pasien rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit daerah itu sepanjang 2010.
Untuk pasien rawat jalan, khusus penderita diare tercatat 307 pasien, disusul kehamilan dan persalinan 269 pasien serta dispepsia 154 kasus.
Sedangkan pasien rawat jalan, di antaranya kasus perawatan kehamilan normal 405, konjungtivitas 386 kasus, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 358 kasus.
‘’Sepanjang 2010, berdasrakan catatan kita untuk pasien rawat inap, jumlah tertinggi ditempati penderita diare, sedangkan pasien rawat jalan terjadi pergeseran dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kepada perawatan kehamilan normal,’’ ujar Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan, Rasul Alim MKes saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/1).
Menurut Rasul, jumlah total pasien yang dirawat di RSUD dibanding 2009 tidak jauh berbeda dengan 2010, yang ada hanya pergeseran seperti dari ISPA ke perawatan kehamilan. Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran warga untuk melakukan perawatan kehamilan, selain itu adalah karena kondisi cuaca yang pada 2010 untuk Indragiri Hilir sedikit agak baik dibanding 2009, yang mana kabut asap sering terjadi.
Melihat meningkatnya kesadaran warga untuk selalu memeriksakan diri ke RSUD, sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, untuk 2011, kata Rasul, telah membuat perencanaan utama menambah dokter spesialis, karena sampai sejauh ini Inhil masih kekurangan 8-9 orang dokter spesialis.
‘’Kesadaran warga kita telah jauh meningkat untuk memeriksakan kesehatannya secara berkala, jadi untuk memberikan layanan yang lebih baik, RSUD telah membuat program utama yakni menambah dokter spesialis, karena kondisi saat ini jumlah dokter spesialis sangat jauh kurang, belum lagi seringnya dokter yang ada ke luar daerah, sehingga banyak menimbulkan keluhan pada masyarakat yang ingin berobat,’’ papar Rasul.
Ketika ditanyakan apa saja langkah yang ditempuh RSUD dalam merealisasikan perencanaan tersebut, Rasul menjelaskan bahwa pihaknya telah mulai melakukan kerja sama dengan beberapa Rumah Sakit Pendidikan besar seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta serta beberapa Rumah Sakit lain yang memungkinkan.
Sedangkan untuk memberikan penegasan kepada dokter spesialis yang saat ini sudah bertugas di Inhil, telah dilakukan beberapa sanksi jika terlalu sering meninggalkan lokasi seperti dengan mengurangi insensif operasionalnya, namun dinilai masih belum efektif,’’ kata Rasul sambil mengatakan bahwa metode yang paling ampuh untuk diterapkan hanya dengan menyekolahkan putra daerah walaupun harus bersabar 3-5 tahun.(fat)

Sumber: Riau Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar